Januari 09, 2011

Tulisan Akhir Pekan

Sebenernya dah lama pengen nulis ini, tp baru sekarang sempetnya, ntahlah..mungkin kl sekarang ga banyak yang bisa aq ungkapkan disini krn dah terlalu lama, lupa jadinya.

Merhatiin tayangan berita beberapa hari lalu, sering menyorot Timnas Indonesia. Ya, kita akui kita gagal menjadi juara AFF 2010. Apa yang ditakutkan banyak pihak ternyata terjadi, Timnas belum pernah main di luar GBK selama AFF 2010 digelar. Baru pertama kali pada saat bertandang ke Stadion Bukit Jalil, Malaysia itulah laga tandang pertama Timnas Indonesia, dan itu terjadi di babak final. Benar saja, timnas terpeleset dan akhirnya harusnya menyerah 0-3 dari tuan rumah. Laser, banyak pihak yang menyoroti hal itu, tapi sepertinya lebih tepat ke mental pemain. Bayangkan saja, belum pernah main tandang, belum pernah kalah, dan saat harus main tandang adalah di laga final, laga pemuncak, walau memang baru leg pertama, kemudian diteror dengan laser, terbayang memang betapa beratnya beban mental yang harus dipikul para pemain Timnas Indonesia. 

Baiklah, lupakan AFF, itu sudah lewat. Namun pemberitaan mengenai persepakbolaan Indonesia tidak begitu saja lenyap. Indonesia Premier League (IPL), suatu kompetisi yang tidak mendapatkan izin dari PSSI, menjadi sorotan selanjutnya. Tidak hanya kompetisinya yang dibahas, melainkan status para pemainnya juga, yang mana para pemain yang bermain di IPL tidak dapat membela Timnas Indonesia. Aku mengerti, karena peraturan FIFA juga memang menyebutkan bahwa pemain yang dapat membela timnas adalah pemain yang bermain di suatu kompetisi resmi di bawah persatuan sepakbola suatu negara. Apa yang membuat kabar ini begitu gencar? Tidak lain adalah sosok baru pemain muda Timnas Indonesia yang baru saja memperkuat timnas di ajang AFF Cup 2010, Irfan Bachdim. Tidak ayal lagi Irfan telah menjadi pemain pujaan, khususnya para kaum hawa. Aku tidak akan membahas tentang pemujaan ini. Tapi harus kita akui, berawal dari Irfan lah pemberitaan ini booming, dan harus aku akui bahwa permainannya tidaklah buruk. Oiya, Irfan itu bermain di klub Persema Malang, yang resmi mengundurkan diri dari ISL dan bergabung dengan IPL.


Selanjutnya, kali ini berita pribadi. Sebentar lagi kantorku sekarang akan pindah ke kantor yang baru, lebih megah, lebih besar, lebih segalanya...dan tidak terkecuali, akan lebih banyak masalah. Teman-temanku sudah packing dokumen dan barang mereka untuk siap dipindah. Ada yang cukup antusias, ada juga yang sebaliknya. Banyak harapan-harapan yang terucap dari mulut mereka. Aku tak mampu menjawab semua harapan-harapan mereka. Kenapa aku? Ya, aku termasuk salah satu org yang sering berhubungan dengan proyek kantor baru ini. Dan apa pendapatku saat ditanya Apakah Kita Sudah Siap Pindah?? Aku jawab dengan tegas, BELUM.



Kenapa? Banyak yang harus dipersiapkan untuk kepindahan ini. Contohnya saja, kami harus menyediakan personel khusus untuk memegang salah satu dari kelistrikan, air, AC, sound system, dan jaringan data, yang tentunya harus mendapatkan pelatihan lebih khusus untuk pengoperasian dan pemeliharaan jaringan di kantor baru tersebut. Siapa yang akan meng-handle pekerjaan tersebut? Tidak ada, kita tidak ada personel lagi untuk itu.

Kenapa tidak aku saja? Hey!! Aku bukan robot, aku tidak punya spesifikasi keahlian di bidang itu, dan aku muak saat semua diserahkan kepadaku. 

2011, aku merasa akan dihantui ketakutan selama tahun ini. Kenapa? Ya, karena aku lah yang merencanakan anggaran belanja untuk tahun 2011 ini, hanya aku, tanpa bantuan sapapun, dan dikerjakan hanya dalam waktu 3 (tiga) hari. Dan sekarang aku melihat banyaknya lubang-lubang kekurangan dalam anggaran yang aku buat. Dan mimpi burukku adalah saat mereka akan bertanya, "Sapa sih yg bikin anggaran ini?"

Sekarang ada lagi yang membuatku cemas. Ruangan tempat aku diperbantukan letaknya jauh dengan ruanganku berasal. Aku mengkhawatirkan kekurangan intensitas komunikasi akan membuat aku tidak lagi dipakai di auditor, dan terjebak di sini. Di sini, di umum, aku merasa tidak mendapatkan apa-apa walau harus ga tidur 3 hari. Aku lebih suka bekerja dengan sistem angka kredit yang diterapka di auditor, ada pengukuran yang jelas atas pekerjaan yang kukerjakan. Angka kredit itu adalah imbas dari Jabatan Fungsional Auditor (JFA) yang didapat oleh tiap-tiap auditor di kantorku.

Tidak lama lagi, akan ada Jabatan Fungsional Pranata Komputer (JFPK), suatu jabatan yang akan diberikan kepada para LO TI di kantorku. Apakah aku masih terhitung sebagai LO TI dikantorku? Ntahlah...yang jelas skrg sudah ada 2 org yang lebih kompeten di bidang IT di kantorku, dan wajarnya setauku jg emang cm 2 org yang jadi LO TI di kantor. Sistem angka kredit juga akan diterapkan untuk jabatan ini. Salah satu yang membuatku semakin bingung aja.

Kemanakah tujuan karirku? Pemeriksa, ato IT. Mana yang lebih menyenangkan? Tentu saja IT, tapi untuk karir aku masih sangat ragu kl bener-bener beralih ke IT, karena background pendidikanku bukanlah IT. Untuk mendapatkan JFPK aku harus mengikuti diklat IT lagi, itu sih ngga masalah, tapi tetep aja aku ragu. Banyak juga yang menyemangatiku untuk berkarir di IT... haduh...bener-bener bikin binguuuung!!!

2 komentar:

  1. dari dulu juga udah dibilangin...IT is the best...gak nyesel lah pokoknya pindah ke IT...wkwkwk... :P

    BalasHapus
  2. sudah menentukan pilihan... :)

    BalasHapus