Februari 06, 2012

What the....kid

Hey everyone....
Kali ini Aku nulis postingan ini di Tanjungpandan, sesuatu yang belum pernah kulakukan sebelumnya, karena emang jarang dapat tugas ke Tanjungpandan, di Pulau Belitung.

Okay, kali ini Aku bukan menceritakan soal keindahan Pulau Belitung, udah banyak yang membahasnya, dan mungkin belum giliranku aja untuk membahasnya. Aku cuma pengen berbagi cerita yang baru saja Aku alami yang cukup mengganggu pikiranku. Baiklah pemirsa, langsung saja kita menuju Te Ka Pe!!! [halah...]

Kisah ini bermula saat sore hari ini Aku menaiki pesawat Sriwijaya Air dari Jakarta menuju Tanjungpandan. Aku mendapatkan tempat duduk di row 4D, yang berarti itu lumayan di depan dan berada di gang. Tidak perlu bersusah payah untuk menemukan tempat dudukku yang memang kosong. Tidak lama setelah duduk, ada sepasang suami istri muda bersama dengan seorang bayi perempuannya yang mencari tempat duduknya, yang ternyata tempat mereka adalah 4E dan 4F. Aku pun dengan sopan mempersilahkan mereka masuk.

Seperti biasa, saat mulai tinggal landas adalah saat Aku mulai merasa ngantuk, dan akhirnya tertidur dengan posisi bersandar di kursi seperti biasa. Namun, yang tidak biasa adalah Aku mendengar suara tangisan bayi, yang ternyata berasal dari sebelahku. Aku tidak memperdulikannya dan tetap tidur. Ternyata tangisan bayi itu cukup mengganggu tidurku, dan kebetulan tepat pada saat pembagian kotak makanan dari pramugari. Makanan pun Aku terima dan Aku dengan santainya menyantap makanan tersebut, Saat itu bayi di sebelahku masih saja menangis dengan kencangnya. Yah menangis tanpa air mata gitu lah. Bukannya tidak perduli, tapi Aku makan sambil berpikir kira-kira anak itu kenapa ya? Haus kah? tidak, karena saat diberi minum atau makan pun dia tetap menangis. Pampers-nya? Tidak, kata ayahnya pampers-nya baru diganti. Kepanasan? Sudah dikipasin juga oleh ayahnya. Kedinginan? ACnya pun sudah diarahkan ke belakang semua. Pengen jalan-jalan? Mungkin juga, tapi kulihat ekspresinya koq seperti takut gitu. Takut ketinggian? Ibunya sudah menutup jendela pesawatnya. Lalu apa donk?

Sudah sekitar 35 menit anak itu menangis, 15 menit lagi pesawat akan mendarat. Kemudian seorang pramugari yang sepertinya kasihan dengan bayi tersebut mendekatiku, dan memintaku untuk pindah ke row 3 yang memang banyak yang kosong tempat duduknya, biar Aku tidak merasa terganggu dengan tangisan anak itu. Ya sudah Aku ikuti saran pramugarinya. Tidak lama setelah Aku pindah, eh anak itu berhenti menangis, sampai mendarat pun anak itu sudah tenang. WHAAATTT????!!!!!! Aku jadi mikir apa bener anak itu menangis karena Aku di situ??? Oh god....Aku kan ga ngapa-ngapain, Aku cuma tidur, koq dia sampai nangis gitu.... kalo aja bukan karena Aku, kenapa berhenti menangisnya sesaat setelah Aku pindah dari kursi itu?????

Sialan...Aku jadi malu sendiri. Setelah mendarat Aku tidak langsung turun. Aku biarkan keluarga muda tadi mendahuluiku. Jadi ga enak melihat mereka. Gara-gara ada Aku anaknya jadi ga bisa diam lebih dari setengah perjalanan.


NB : Gambar hanya ilustrasi belaka

3 komentar:

  1. wkwkwkwkwkwkwkwkwk.....
    ngakak guling2...
    itu anak pasti ngeliat aura item disekelilingmu... :p

    BalasHapus
  2. hahahahahaha..
    pasti si pramugarinya pengen ketawa ngakak juga tu..
    kasian ya anak bayinya, takut tapi nggak bisa ngomong, :P

    BalasHapus
  3. *ngakak* kalo anak bayinya bisa ngomong pasti dia bilang "ooom,, sempit ooom" :p

    BalasHapus