Juni 13, 2012

Hold The Tears, All Day Long... It's Hard.


Well... 11/06/12
Hari yg cukup bersejarah dalam hidupku, pertama kalinya ngalamin hal ky gini, just like the title of this post.
Kehilangan kontak dengan org yg sangat kita cintai, mendadak tidak ada info, bahkan keluarganya pun tidak tahu.

Ga bisa tidur, terus kepikiran, yang rencananya aku ingin berdiskusi tentang pertandingan antara Italy dan Spanyol malam sebelumnya dengan dirinya buyar sudah. Cuma kondisinya yang aku khawatirkan saat itu.

Pagi hari, hanya senyuman terpaksa yg dapat kuberikan pada sahabat karibku sebelum berangkat ke kantor. Terasa air mata mulai memenuhi mataku, aku pun mengalihkan pandangan, tidak ingin terlihat menitikkan air mata di depan sahabatku, yang sudah seperti adikku sendiri itu.

Perjalanan ke kantor kami lalui dengan hening, walau jalanan begitu ramai, tapi di kepalaku cuma hening dan terus bertanya bagaimana keadaanmu. Bibirku hanya dapat mengucapkan doa untuk keselamatanmu.

Di kantor kembali aku menahan air mata itu, dan aku akan ke toilet jika tidak mampu lagi membendungnya. Tidak dapat fokus ke pekerjaanku, handphoneku kubiarkan selalu melakukan panggilan ulang ke nomor handphonemu.

Begitu dan begitu seterusnya...hari yang sungguh berat...menahan air mata di tengah gelak tawa teman-teman di ruangan, berusaha terlihat baik-baik saja, dan melakukan semuanya seperti biasa.

Berat, berat sekali. Aku tidak ingin menangis, tapi air mata ini mengalir begitu saja walau susah payah kutahan. Aku diam, berusaha menenangkan diri di kamarku, kubiarkan tubuhku melakukan apa yg tubuhku ingin lakukan, ya aku pernah mempelajari ini dulu, dan aku mencobanya lagi.

Alhasil, air mata kembali mengalir, kali ini tidak kutahan, kepalaku mulai menengadah, menghadap ke atas, dan dari bibirku terucap sebuah nama... "Tika...", kemudian berlanjut dengan terucapnya asma Allah.. Aku langsung salat, dan berdoa agar dirinya baik-baik saja. Tak mampu kubendung tangisku dalam doaku.

Bukan yang pertama kalinya aku hampir kehilangan dirimu. Dan itu bukan sesuatu yang menyenangkan.

Satu hal yang tidak akan berubah, Aku tetap mempercayaimu, sebagaimana dulu aku percaya kamu mampu melewati serangkaian proses medis yg cukup berisiko itu, atau lebih jauh lagi saat awal-awal kita kenal, ntah kenapa, aku sudah mempercayai kemampuanmu, saat kamu ragu dalam memerankan karakter dalam dance dulu itu. Sangat menyenangkan mendengarmu dapat melakukannya dengan sukses.






Aku masih mempercayaimu sejak dulu hingga sekarang dan tetap begitu di masa yg akan datang. Sebagaimana kamu telah memperlihatkan kepercayaanmu padaku, walau aku kerap kali berbuat salah, kau tetap mempercayaiku. Kepercayaanmu itu tidak akan aku sia-siakan, aku sangat menghargainya, akan kujaga kepercayaanmu hingga sisa umurku.






Kali ini musibah kembali menimpa kita, tapi kepercayaanku padamu tidak akan sirna. Aku mempercayaimu, dan aku mencintaimu karena Allah SWT. Walau air mata ini seperti tak habis-habisnya, aku tetap akan mendoakan keselamatanmu, My Wavin' Flag, Kartika Puspitasari...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar