September 28, 2011

Disconnect to Connect

Zaman sekarang, sangat terasa pesatnya kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi ini sangat kita rasakan manfaatnya dalam berkomunikasi. Jika dibandingkan dengan tempo dulu, kita harus mengirimkan surat untuk memberi kabar kepada orang yang jauh. Kemudian ditemukanlah Telegram yang agak mempercepat sampainya informasi tersebut. Tidak berlangsung lama, ditemukanlah Telepon, yang membuat kita dapat langsung mendengar suara orang lain yang kita tuju walaupun terpisah jarak yang teramat jauh.

Teknologi pun tidak berhenti disitu. Telepon yang harus terhubung dengan kabel dibuat sedemikian rupa sehingga dikenal teknologi wireless phone atau lebih akrab dengan nama Telepon Selular atau Handphone karena telepon jenis ini dapat dibawa kemana-mana dan selalu dekat dengan genggaman tangan penggunanya. Mulai saat itu perubahan zaman sudah mulai terasa, hampir semua orang mulai menggunakan handphone (HP) untuk berkomunikasi karena kemudahannya yang tidak hanya melakukan komunikasi dengan suara, tapi juga berkomunikasi melalui teks dengan biaya yang jauh lebih ringan.

Para produsen gadget pun terus berinovasi untuk mempermudah hidup kita dalam berkomunikasi. Sehingga HP tidak lagi hanya untuk berkomunikasi, namun juga untuk hiburan, alhasil HP pun terlihat lebih berwarna, dan banyak terdapat hiburan berupa musik dan game di dalamnya. Tidak ingin kehilangan tiap moment dalam hidup, kamera pun disematkan di tiap HP yang kemudian dengan kamera ini kita tidak lagi hanya mendengar suara orang yang kita hubungi, tapi juga dapat melihat langsung orang tersebut di layar HP kita, teknologi yang biasa disebut dengan video call dengan memanfaatkan teknologi generasi ketiga (3G).

Semakin luasnya kebutuhan akan berkomunikasi membuat gadget HP merambah ke sektor internet. Pengguna HP pun dapat berselancar di internet hanya dengan HP mereka, dan mereka mendapatkan segala informasi yang mereka butuhkan. Di sisi lain, hal ini didukung dengan tumbuhnya situs-situs jejaring sosial yang dapat menghubungkan siapa saja dan dimana saja. Masih teringat saat Friendster begitu booming dizamannya, membuat perubahan yang cukup fundamental dalam berkomunikasi. Situs-situs jejaring sosial lainnya pun bermunculan, dan akhirnya saat ini pangsa jejaring sosial dikuasai oleh Facebook dan Twitter.

Hal ini pun mendapat perhatian serius para pengembang gadget untuk mendapatkan konsumennya. Dibuatlah aplikasi-aplikasi khusus untuk mempermudah pengguna dalam menyelami situs jejaring sosial tersebut, dan kita tidak perlu lagi membuka komputer untuk terhubung ke internet dan melakukan update status serta berhubungan dengan teman kita yang jauh di mata. Terlebih lagi, dengan jejaring sosial kita dapat bertemu dengan teman lama kita, mengetahui kabar teman-teman kita setiap waktu, sehingga fungsi telepon yang sebenarnya (voice call) hanya digunakan di saat yang penting saja. Untuk keseharian biasa, kita cukup berselancar di jejaring sosial dan kita mendapatkan segala informasi terbaru mengenai teman-teman kita, baik itu teman lama, maupun kenalan baru. Sangat berguna memang, dan tak heran kita menemui orang-orang yang berpendapat bahwa mereka tidak bisa hidup tanpa HP mereka. Lihat saja bagaimana paniknya saat baterai HP mereka sekarat dan tidak dapat menemukan sumber listrik untuk mengisi kembali daya listrik HP mereka. Dan bagaimana paniknya mereka saat mereka ketinggalan HP dibandingkan dengan ketinggalan tas atau dompet sekalipun. Dan mereka akan berkata,"bukan HP-nya yang penting, yang penting itu kontaknya.", hal ini membuktikan bahwa HP sudah menjadi bagian hidup mereka.

Namun, bagaimana jika kita melihat dari sisi lain, bukan dari mata produsen atau pengguna yang sangat diuntungkan dari perkembangan teknologi ini. Adakah sisi buruknya? tentu saja, dan Anda pun pasti menyadarinya, jika belum mari kita ulas lebih lanjut.

Seseorang yang telah candu (addict) dengan gadget-nya akan terlihat begitu menikmati "dunia"-nya. Ya, sibuk sendiri dengan HP-nya sehingga tidak perduli dengan orang-orang sekitar. Bagi yang pacaran, jika pasangan Anda adalah seorang gadget addict yang udah freak dengan teknologi, apa yang Anda dan dia lakukan saat duduk atau berjalan berdua? Mungkin pasangan Anda akan langsung membuka HP-nya dan langsung membuka jejaring sosial, diam memperhatikan apa yang ditampilkan oleh layar HP-nya, tersenyum atau malah marah-marah sendiri, seperti tidak menganggap kehadiran Anda saat itu didekatnya.

Bagaimana jika adalah seorang orang tua? Orang tua yang seharusnya memberikan perhatian lebih kepada anaknya, tapi malah sibuk dengan jejaring sosialnya. Anda seakan tidak memperdulikan apa yang dilakukan oleh anak Anda. Mereka butuh perhatian, perhatian yang nyata, bukan di dunia maya. Begitu pula jika Anda seorang anak, justru anak muda lah yang sangat rentan dengan perubahan teknologi ini. Mereka lah yang sering terbuai dengan kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi. Mereka akan diam saja di kamar mereka, sibuk dengan gadget mereka, jarang berinteraksi dengan orang-orang sekitar, seakan kehadiran orang sekitar tidak berarti bagi mereka, karena mereka terbuai dengan dunia maya.

Berikut video ilustrasi mengenai bahasan kita kali ini.
Ya, teknologi memang mendekatkan yang jauh, tapi juga menjauhkan yang dekat. 
Hargailah orang-orang di sekitar Anda. Saatnya matikan gadget kita saat kita bersama mereka, karena mereka membutuhkan kita, sama seperti kita yang sebenarnya juga membutuhkan mereka.
Disconnect to Connect.

Inspired by kaskus.us and youtube.com

1 komentar: