September 18, 2010

Tips Berkendara Ala Ars.Lybra 2 : Tidak Sendiri

Lanjutan dari Post Sebelumnya, masih seputar Tips Berkendara jarak jauh dengan sepeda motor, kali ini akan membahas kekurangan tips yang sebelumnya, plus tips untuk berkendara dalam konvoi dan berkendara berdua. Tips ini terinspirasi dari perjalanan touring saya dengan teman-teman ke daerah Pemali, sedikit lebih jauh dari Sungailiat.

Untuk tips sebelumnya, setelah dilihat lagi ternyata masih ada yang perlu ditambahkan, di antaranya :
  1. Tujuan. Pastikan Anda mengetahui kemana tujuan akhir anda dan jalan mana saja yang akan Anda ambil untuk mencapai tujuan. Tips ini merupakan tambahan dari komentar yang ada di post sebelumnya, dan saya rasa ada benarnya juga, cukup penting. Karena perjalanan yang akan Anda tempuh adalah perjalanan jauh, akan sangat lebih baik sudah mengetahui jalan mana saja yang akan ditempuh, karena akan sangat menghemat waktu dan tentu saja bahan bakar.
  2. Klakson (Horn). Dalam perjalanan tadi saya baru terpikir poin yang satu ini belum saya masukkan, padahal tidak bisa diremehkan. Klakson sangat penting untuk memberikan isyarat yang menunjukkan keberadaan kita yang sedang berada di belakang kendaraan lain. Jika tidak ada klakson, kendaraan lain mungkin saja tidak menyadari kehadiran kita, dan akhirnya tetap saja melakukan manuver-manuver yang dapat membahayakan kita.
  3. Spion. Jangan pernah meninggalkan benda yang satu ini, dan sebaiknya menggunakannya sepasang, kanan dan kiri. Banyak orang yang merasa gengsi untuk memasang keduanya, jadi hanya memasang salah satu spion, atau bahkan tidak memasangnya sama sekali. Makan tu gengsi!! Nyawa anda lebih mahal daripada gengsi anda, bung! Sekali lagi, utamakan keselamatan!
  4. STNK, KTP, dan SIM C. Jangan lupa untuk membawa kelengkapan dokumen tersebut. STNK sebagai identitas sepeda motor Anda. KTP sebagai identitas diri Anda. SIM C sebagai tanda bahwa Anda telah memiliki izin untuk mengendarai sepeda motor. Jika di jalan aparat kepolisian sedang mengadakan razia atau sejenisnya, Anda tentunya tidak ingin perjalanan jauh Anda berhenti sampai di situ hanya karena tidak membawa kelengkapan dokumen.
Ok, tips tambahan untuk post sebelumnya sepertinya cukup. Selanjutnya, diambil langsung dari pengalaman saya hari ini , berkendara jarak jauh dengan berboncengan dan kondisi touring. Sedikit pendahuluan, kali ini saya melakukan perjalanan tidak sendiri, saya masuk dalam formasi touring, dan saya tidak lagi sendirian di sepeda motor saya, dan kali ini saya menggunakan sepatu, walau yang saya pakai adalah sepatu futsal, demi perlindungan pada kaki saya. Ingat, safety first!
Langsung saja, yang perlu diperhatikan adalah :
  1. Beban dan Keseimbangan. Berboncengan dalam berkendara sangat berbeda dengan jika kita berkendara sendiri dimana kita hanya mengendalikan beban dan keseimbangan diri sendiri. Dengan adanya orang lain yang dibonceng, berarti ada beban tambahan, tentunya cara kita memacu motor kita tidak bisa semudah jika kita sendiri. Selain itu, kita sebagai pengendara juga bertanggung jawab terhadap keselamatan orang yang kita bonceng, apapun alasannya. Oleh karena itu, kita perlu lebih memperhitungkan cara kita memacu motor kita, terutama saat menikung dan saat akan mendahului kendaraan lain. Saat saya touring tadi, ada salah satu motor teman saya, yang juga berboncengan, orang yang dibonceng jatuh pada saat menikung. Menurut keterangan, si pengendara sempat lengah pada saat akan menikung karena ada kendaraan lain di sebelahnya, dan akhirnya motor terlalu ke sisi luar tikungan hingga keluar jalur aspal. Pada saat keluar jalur aspal, yang jalannya memang tidak rata, saat itulah si penumpang yang juga panik terjungkal dari tempat duduknya. Syukurnya korban hanya mengalami cidera ringan di bagian tangan dan kaki. Kesimpulannya, sebagai pengendara kita harus meningkatkan kewaspadaan pada saat membawa penumpang.
  2. Formasi Konvoi Touring. Hal ini saya rasa juga cukup penting, apalagi jika dalam touring terdapat beberapa jenis sepeda motor. Formasi touring dapat disesuaikan dengan jumlah sepeda motor yang digunakan. Formasi touring sebaiknya zig-zag dengan jarak antar sepeda motor kurang lebih 1 meter. Karena menggunakan berbagai macam jenis sepeda motor, maka sepeda motor tercepat sebaiknya berperan sebagai sweeper atau pengawas touring, karena akan dengan mudah berpindah posisi dengan dukungan kecepatan yang dimilikinya, dengan begitu juga akan dengan mudah memastikan tidak ada peserta touring yang terpisah jauh dari formasi. Jika ingin mengetahui lebih dalam mengenai ketentuan dalam konvoi touring, Anda bisa mencari SOP (Standard Operating Procedure) untuk konvoi.
  3. Lampu touring. Lampu ini akan sangat membantu kelancaran perjalanan touring, karena para pengendara lain pada umumnya akan mengalah dan memberikan jalan pada rombongan touring, sehingga rombongan touring tidak terpecah. Sayangnya, inilah yang tidak terdapat pada touring saya tadi, alhasil touring kami tidak membentuk suatu formasi tertentu. Lampu yang biasa digunakan dalam konvoi touring adalah lampu strobo dan lampu rotator, untuk lebih jelasnya bisa dibaca di SOP Konvoi.
  4. Obat-obatan. Berkaca dari kejadian jatuhnya penumpang pada perjalanan saya kali ini, saya jadi teringat akan pentingnya membawa obat-obatan standar (P3K) dalam setiap perjalanan Anda, sehingga jika terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan, kita dapat segera menanggulanginya dan mencegahnya agar tidak semakin parah.
  5. Hormati Pengendara Lain. Inilah poin terpenting dalam etika berkendara. Dengan saling menghormati sesama pengguna jalan, niscaya keselamatan perjalanan pun akan tercapai.
Baiklah, sepertinya tipsnya cukup segitu dulu, mengingat saya baru pulang dari touring tadi, masih cape... Jika ada tambahan tips bisa langsung ditambahkan di bagian komentar di bawah.
Dan akhir kata...
Have A Nice Trip !!
(^_^)/~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar