Januari 30, 2010

bingung mo ngasih judul apa...

sabtu...
bingung mau ngapain...
pagi-pagi... ritual seperti biasa, kemudian liat laptop masih nyala, teringat soal Omegle, sebuah website dimana kita bisa chatting dengan siapapun, tanpa USER ID, dan kita akan langsung dihubungkan ke orang lain secara RANDOM. Aku rasa cukup menarik, dan aku pun mencobanya, itung-itung ngilangin boring.

Aku mulai masuk ke webnya, www.omegle.com. Tampilannya sangat simple. Aku klik Start, langsung masuk ke halaman chat. No chat room, No User ID. Aku hanya menunggu hingga ada notifikasi bahwa aku sudah terhubung dengan "Stranger". Ya, karena No User ID, jadi yang ada cuma keterangan "You" dan "Stranger" untuk lawan chat kita.

Lumayan asik juga, kita ga tau dengan sapa kita bicara. Karena ini universal, maka sebaiknya menggunakan bahasa Inggris yang berterima umum. Lumayan lah buat ngasah keterampilan bicara dan nulis bahasa Inggris. Plus, latihan untuk menarik perhatian lawan hanya dengan kata-kata, karena kita ga tau siapa dan bagaimana dia, bahkan dia laki-laki atau perempuan pun kita ga tau, so it's totally RANDOM.

Pengalamanku, lebih banyak chat dengan orang Amerika, dan kebanyakan yang usianya dibawah 20 tahun, i don't know why. Kalo yang Asianya cuma ketemu 1, dari China, cewe pula. Tapi aku ga selalu tukar kontak dengan lawan bicara, soalnya emang niatnya cuma have fun. Kalo dapet kontak ya syukur, ngga juga ga apa-apa. Chance of chat with girl, i think it's 50:50, paling ga gitu pengalamanku. Asiklah yang jelas.

Next, bosen juga masih. Ke kantor lah aku. Ternyata sepi, terus Teguh ngajak aku jalan. Dia temen kantorku, temen kuliah juga sie. Kami pergi belanja, perlengkapan buat motor. Aku ga bisa beli banyak karena emang keuanganku bener-bener terbatas saat ini. Setelahnya kami berniat pulang.

Di tengah jalan, Teguh ngajak aku donor darah.
"Tumben banget ini anak ngajak donor.", pikirku. Tapi ga ada salahnya juga, toh aku juga dah lama ga donor darah, lagipula tu juga membantu orang lain.

Singkat cerita kami ada di Unit Transfusi Darah. Di sana kita berdua menyumbangkan darah kita. Ga ada alasan khusus, pengen aja. Kebetulan sekali saat itu sedang diperlukan darah dengan golongan darah A, yang merupakan golongan darah kami berdua. Kebetulan yang menyenangkan.
Yah..kalo donor darah sie aku bisa dibilang hobi, ga tau kenapa aku suka aja donorin darah. Pernah dulu aku donor lagi sebelum 3 bulan sejak aku donor sebelumnya, aku dimarahin petugasnya, padahal aku ga bilang sebelumnya kapan aku donor sebelum itu. Petugas tu langsung tau dari darahku, katanya darahku masih terlalu segar, yang mereka perluin belum ada di darahku. Jujur aja aku ga ngerti maksudnya, tapi yang aku ngerti cuma sel darah merahku mungkin belum diperbarui, karena 3 bulan adalah waktu untuk sel darah merah direproduksi ato apa lah namanya itu...

Saat aku tanya harga per kantung darah, ternyata harganya lumayan juga, berkisah 150.000-250.000 tergantung kita di rawat di rumah sakit ato tidak, tergantung kelasnya juga kalo kita di rawat di rumah sakit, tergantung juga rumah sakitnya punya swasta ato pemerintah. Mahal juga ya...
Aku no comment atas permasalahan ini, cuma berharap ada yang mau memperhatikannya, terutama pemerintah (lagi).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar